Cerpencerpen Jujur Prananto: Dua Pemerkosa dan Proses Kreatifnya Dibaca : 1.550 kali. Sebagian besar cerpen-cerpen Jujur Prananto lahir dari proses "berandai-andai". Selalu ada kejutan di bagian akhir. Tapi ada juga cerpen yang lahir dari kemarahan dan kebencian.
Padatahun 2005 angka kemiskinan sebesar 50,15% menjadi 35,21% pada tahun 2009. Penurunan prosentase penduduk miskin ini tergolong tinggi jika diperbandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat. Jumlah pengangguran pada tahun 2005 sebesar 8,21% dan pada tahun 2009 mencapai 10,25%. Hal ini berarti telah mengalami peningkatan sebesar 2,04%.
SebuahKeluarga'' (Cerpen Motivasi) Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 01 Agustus 2012 | 14.19. Bukan tentang Mereka, Tapi tentang Anda! Ada sebuah keluarga yang hidupnyya sangat miskin. Keluarga ini memiliki 2 orang putra. Blog yang menyediakan berbagai macam artikel yang berkualitas dan layak dibaca oleh semua kalangan,mulai dari
Vay Tiá»n Nhanh Ggads. Cerpen dengan genre romantis dan komedi ini menceritakan pasangan kekasih yang saling salah sangka. Dengan latar anak-anak kampus dan kehidupan antara yang miskin dan yang kaya. Serta momen masalah kekinian mengenai viral di media sosial. Di bagi dalam beberapa bagian cerita untuk memisahkan momen-momen yang menarik. Tertarik dengan ceritanya, silahkan dibaca dan semoga cerita ini Pura-Pura Miskin Padahal Miskin BeneranGenre Romantis dan KomediJumlah Episode 6Pengarang JS InisialProduksi 12 Mei 2021Perkenalan Tokoh-tokohCewek Matre yang hobi salah sangka Ema.Cowok yang disangka pura-pura miskin Raki.Sahabat Ema yang suka bikin Ema kesal Sani.Cowok yang sebenarnya kaya Arka.Pelayan Arka yang dituduh pelayan Raki Dila.Tukang Buli yang gak tau apa-apa dan kena penyakit mematung angkut Boni.Nama lengkap Jelek Gak Apa-Apa Yang Penting Banyak Duitnya / panggilan dulu Jelek / panggilan sekarang Lek Mahasiswa korban nama pemberian orang tua yang ingin anaknya terkenal dan viral, yang jadi anak buah Boni biar gak ada yang berani ngeledek dirinya.PrologPercakapan sesama perempuan."Kamu tadi diajak kenalan sama cowok yang kelihatan lusuh itu?""Iya, dia terlihat miskin gak cocok sama aku.""Tadi aku lihat dia turun dari mobil mewah. Bisa jadi dia sebenarnya kaya. Tapi pura-pura miskin buat dapetin cewek yang gak mata duitan.""Serius kamu, mana tuh cowok itu sekarang. Aku mau kenalan sama dia."Sementara itu cowok yang dibicarakan sedang berada di sisi lain di dekat mobil mewah. Di dalam mobil mewah terlihat seorang cowok dengan pakaian rapi. Mereka saling berpakaian lusuh bertanya, "Apa tidak masalah, kamu antar dan jemput aku ke kampus?"Si cowok berpakaian rapi itu menjawab, "Tidak apa, karena aku nabrak gubuk kamu sampai ambruk. Jadi anggap ini permintaan maafku.""Itu bukan gubuk, tapi rumahku."Dari jarak yang cukup jauh. Para perempuan tadi mengintip. Meskipun suara para cowok gak kedengaran, tapi para perempuan mencoba menebak-nebak."Benerkan, tuh cowok yang terlihat miskin, dijemput pakai mobil mewah sama supirnya.""Iya, tapi mungkin si mobil mewah cuma nawarin tumpangan."Tiba-tiba terlihat cowok yang menggunakan mobil mewah keluar dan membukakan pintu mobil, lalu cowok terlihat miskin itu para cewek pun heboh, "Lihat tuh, masa pemilik mobil mewah membukakan pintu cuma buat berikan tumpangan. Sudah pasti yang bukakan pintu itu, supirnya.""Masuk akal. Aku setuju sama kamu. Besok, nanti saat dia masuk kuliah lagi, aku akan temuin dia."Sedangkan di dalam mobil, cowok yang dikira pura-pura miskin itu terlihat berbincang dengan pemilik mobil mewah."Maaf ya, aku gak pernah naik mobil, jadi gak tahu cara membukanya. Meskipun pagi tadi sudah kamu kasih tahu.""Gak apa-apa. Biar aku aja yang bukakan pintu mobil setiap kamu mau naik atau turun." Episode 1 Di sisi kampus yang sepi, para cewek sedang mengintip, "Lihat Ema, yang ngajak kamu kenalan kemaren. Diantar lagi hari ini pakai mobil mewah di jalanan yang sepi. Pasti biar gak ketahuan dan tujuannya pura-pura miskin bisa terus dilanjutkan.""Kamu benar Sani, hari ini aku harus dekati dia, karena kemaren aku gak tahu dia sebenarnya kaya, jadi aku tolak saat dia ajak aku kenalan."Sementara itu, si pemilik mobil membukakan pintu untuk cowok yang sedang dibicarakan para cewek."Jadi merepotkan kamu, Arka. Gara-gara aku miskin jadi gak tahu cara buka pintu mobil sendiri.""Gak apa-apa Raki. Tapi kok kamu terlihat tidak sehat.""Biasalah, penyakit orang miskin kayak aku, kelaparan.""Astaga, nanti kalau kamu mati kelaparan, gimana aku nebus kesalahan aku ke kamu. Pasti gara-gara gubukmu aku tabrak sampai ambruk, makanan di dalam jadi gak bisa di makan.""Tidak apa-apa kawan, aku sudah berpengalaman menahan lapar, ibaratnya level kemiskinanku sudah cukup tinggi.""Tidak bisa begitu, nanti aku suruh pelayanku namanya Dila, buat antar makanan ke kamu."Saat Raki yang sebenarnya miskin ini mau berjalan ke arah pintu masuk kampus. Ema dan Sani segera kabur, "Ayo cepat menjauh. Cowok yang pura-pura miskin itu nanti tahu, kita sudah mengetahui rahasianya."Jam perkulihan sudah mau mulai tapi Raki belagak misterius sambil celengak celinguk di depan pagar dan Sani masih dengan kebiasaan buruknya suka mengintip cewek berpakaian pelayan datang, menghampiri Raki dan memberikan kotak itu langsung dikomentari Sani yang memantau dari jauh, "Tuh kan, sampai pelayannya saja nganterin dia makan. Kebiasaan orang kaya khawatir makanan di luar tidak sehat, sulit dihilangkan."Dibalas oleh Ema, "Benar, dia cemas ada yang lihat pelayanannya datang. Takut rencananya pura-pura miskin ketahuan. Makanya celengak celenguk gitu."Sedangkan Raki yang terlihat cemas sambil celengak celenguk, "Kamu kok datangnya lambat. Lihat teman-teman sekelasku sudah gak ada lagi berkeliaran. Pasti udah di kelas karena jam kuliah sudah mau mulai.""Maaf, Dila tadi kejebak macet."Di kampus saat perkuliahan selesai. Raki ke kantin dan membuka bekalnya. Kesempatan itu dimanfaatkan Ema untuk duduk di depannya."Hei, kamu kan ngajak aku kenalan kemaren? Maaf aku abaikan karena aku lagi buru-buru. Sekarang aku punya waktu luang. Namaku, Ema. Kalau kamu?" Ucap Ema sambil mengarahkan telapak tangannya ke gemetaran Raki menyambut tangan Ema dan mereka salaman, "Na na ma ku Ra ki..."Kemudian mereka berbincang. Ema yang duluan bicara, "Emmm, kamu bawa makanan sendiri. Apa takut makanan di kantin kurang bersih."Dan Raki jawab, "Aku gak punya uang buat beli makanan di kantin, jadi bawa sendiri."Dalam hati Ema tertawa, 'Hahaha, dasar cowok kaya, masih aja pura-pura miskin. Ok jika kamu ingin cari cewek yang gak matre aku ladenin.'Kemudian Ema bilang, "Oh gitu, tidak masalah. Aku tipe cewek yang gak mandang cowok miskin atau kaya."Dan Raki terlihat sangat kagum, "Sungguh cewek cantik dan tulus kayak kamu itu sangat langka."Ema tersenyum puas. Episode 2 Setelah dari Kantin, Raki masuk duluan ke kelas, suasana di dalam kampus Kampus kemudian heboh, Raki dibuli oleh Mahasiswa lain karena pakaiannya kumal, "Hei kamu orang miskin, sebaiknya jangan kuliah di sini, malu-maluin Kampus saja."Tiba-tiba Pemilik Kampus datang, "Kamu Raki kan?, Kampus ini mendapatkan donasi besar. Ayo ikut saya, mau memperkenalkan kamu ke Dosen lainnya."Lalu Pemilik Kampus menyapa Mahasiswa tukang Buli, "Ngapain kamu di sini, Boni? Jangan bilang kamu tadi lagi Buli Raki!""Ti ti dak." Jawabnya dengan wajah merah. Sambil meneguk liur, dia lalu kabur karena di dalam ruangan Dosen, terlihat seseorang menunggu. Raki langsung mengenalinya, "Dila, ngapain kamu ke sini?"Dila langsung menghampirinya, "Aku kuliah di sini. Bos Arka takut nanti kamu dibuli, lalu kamu stres, kemudian mengakhiri cerita hidupmu. Bikin Bos gak bisa menebus kesalahannya ke kamu. Telah tabrak gubukmu sampai roboh karena gak sengaja."Raki pun kesal, "Itu bukan gubuk, tapi rumahku."Pemilik Kampus terlihat heran, "Percakapan kalian sama sekali tidak mesra. Apa Raki bukan kekasihmu, Dila?"Dila tersenyum, "Bukanlah, dia cuma orang yang dibantu oleh Bosku."Pemilik Kampus kaget, "Oh gitu, saya kira Raki adalah kekasihmu jadi kamu yang telah donasi ke kampus ini, meminta dipanggilkan Raki. berarti Raki tidak kaya, cuma penerima bantuan dan bukan orang penting."Dila agak kebingungan dengan penjelasan Pemilik Kampus, lalu berucap, "Bisa dibilang begitu. Aku cuma nyampaikan itu saja ke Raki, aku juga kuliah di sini. Tapi yang donasi bukan aku tapi Bos aku, tuan Arka."Lalu pemilik Kampus langsung mengusir Raki, "Kalau begitu aku gak jadi kenalin kamu sama dosen lainnya. Kamu bisa pergi dari ruangan ini, karena urusanmu sama Dila sudah selesai."Namun diluar sana berbanding terbalik, kabar Raki mendonasikan sejumlah uang ke kampus tersebar. Bahkan sampai ke telinga Ema dan Sani."Kamu tahu Ema, berita heboh di kampus, Raki telah mendonasikan banyak uang ke kampus ini. Dia beneran orang tajir."Dan saat bersamaan. Pengumuman dengan pengeras suara terdengar, "Raki bukan pendonasi ke kampus ini. Sekian dan terima kasih."Sani pun kaget, "Yah, ternyata itu cuma hoax."Ema tertawa, "Ha ha ha, masa kamu gak nyadar. Itu cuma akal-akalan Raki. Merahasiakan dirinya sebagai pendonasi. Padahal sebenarnya iya. Karena dia kan lagi pura-pura miskin buat deketin cewek tulus kayak aku yang gak matre."Tiba-tiba ada sesuatu yang heboh lagi di lapangan Kampus. Raki kembali dibuli oleh Boni, "Ternyata kamu jago juga berbohongnya biar lolos dariku. Kali ini tidak akan lolos. Kamu akan kena pukulanku setiap hari sampai kamu memilih ke luar dari kampus ini."Sani terlihat cemas, "Lihat Ema, Raki yang pura-pura miskin itu mau dihajar sama Boni. Ayo kita tolong."Ema menahan Sani, "Jangan dulu..."Dan saat Boni mau mukul Roki. Tiba-tiba Dila muncul dan berdiri dihadapan Boni, "Mau apa kau?"Boni tercengang, kaget dan juga sekaligus terpesona dengan kecantikan Dila."Kamu mahasiswi baru?""Iya, emang kenapa? Mau buli aku juga karena aku baru.""Mana mungkin aku Buli cewek secantik kamu. Aku cuma mau mengusir Raki yang akan merusak pemandangan kampus kita.""Aku tidak memaafkanmu jika mukul Raki."Membuat Boni itu di jarak yang tidak terlalu jauh. Sani terlihat cemas, "Wah, kamu punya saingan, Ema. Ada cewek lain yang kayaknya juga menyadari Raki pura-pura miskin. Jadi belaga sok pahlawan gitu."Ema kembali tersenyum, "Kamu gak sadar Sani. Cewek itu mirip sama Pelayan kemaren yang kita lihat. Dia melindungi Raki bukan karena dia suka, tapi karena Raki itu Bosnya."Sani mengangguk karena baru sadar, "Benar, aku baru ingat."Ema kembali menjelaskan, "Aku sudah menduga. Anak orang kaya pasti ada pelindungnya. Orang tuanya yang kaya tidak akan membiarkan anaknya dalam bahaya saat di luar rumah."Sani kemudian mendorong-dorong Ema, "Sebaiknya kamu juga ke sana. Belaga melindungi Raki. Ini kesempatan bagus buat Raki semakin menyukaimu."Ema pun menghampiri Doni dan mendorongnya, "Awas kalau kamu berani melukai Raki."Boni semakin terheran-heran, "Ada apa dengan dunia ini? Ke ke kenapa dua cewek cantik seperti kalian malah melindungi cowok miskin seperti Raki?"Ema lalu berucap, "Emang kenapa kalau dia miskin? Hah..."Boni cuma bisa terperangah dan menarik tangan Dila. Dan mengajaknya pergi menjauh. Saat sudah jauh. Raki bicara ke Dila, "Kamu jangan dekati aku. Kalau Ema mengira kita punya hubungan, lalu Ema menjauhiku gimana?"Dila menjawabnya sambil menunduk, "Maaf, tapi aku cuma menjalankan perintah Bos Arka. Jangan laporin ke Bos ya, aku ikut campur urusan pribadimu."Raki mengangguk. Kemudian Dila mendekati Raki, "Cewek itu, kamu terlihat memarahinya?"Raki pun kaget, "Apa aku terlihat seperti itu? Aduh, aku harus minta maaf ke Dila."Ema lalu berucap, "Kamu tidak perlu minta maaf, cukup naikan gajinya saja. Pasti dia senang. Dia cuma menjalankan tugasnyakan!"Raki terlihat baru sadar, dan berucap dalam hati, 'Oh iya aku lupa. Raki kan lagi pura-pura miskin. Aku harus bicara hal lain.'Ema kembali berucap, "Maksudku, kamu ada niatan gak ngajakku makan..."Raki langsung berucap, "Tentu. Bagaimana besok setelah perkuliahan selesai."Raki baru sadar dan takut Ema tidak menyukainya, "Kok kamu gak langsung nanyain tentang Dila, apa kamu tidak cemburu?"Ema tersenyum, dalam hati berucap, 'Sebenarnya aku sudah tahu siapa cewek yang kamu sebut Dila itu, pasti pelayan kamu kan, Raki. Selama kamu sebenarnya kaya, tapi karena kamu lagi pura-pura miskin, jadi aku akan ikuti alur ceritamu. Agar tetap bisa deketin kamu.'Kemudian Ema bicara ke Raki, "Sepertinya Dila menyukaimu tapi kamu tidak menyukainya. Selama kamu tidak suka cewek lain selain aku. Maka aku tidak perlu cemburu."Raki terlihat gembira dan Ema tersenyum dengan penuh maksud tersembunyi. Episode 3 Keesokan harinya di depan Kampus setelah perkuliahn selesai."Ayo kita pergi, makan bersama!" Ucap Ema tercengang dengan yang dia lihat, "Pakai Sepeda?""Iya, tidak apa kan. Maklum aku miskin jadi gak sanggup beli motor. Ini sepeda aku beli bekas dan kredit lagi."Dalam hati Ema terlihat kesal, 'Jika kamu sebenarnya bukan orang kaya, aku gak bakalan mau. Untung kamu cuma pura-pura miskin.'Lalu berucap, "Baiklah, aku naik." Dengan senyuman yang itu di samping kampus, Dila mulai menanyakan perintah Arka yang menurutnya aneh, "Kenapa Tuan terus berlaku baik sama Raki, sampai-sampai memerintahkan aku untuk mengawasi dan melindunginya dari Boni si tukang Buli. Harusnya kan Tuan cukup ganti rugi dengan membangun kembali gubuk Raki yang Tuan tabrak. Bahkan Tuan bisa bikin yang lebih bagus dari sebelumnya."Dan Arka menjawab, "Sebenarnya aku punya alasan lain. Jika tidak ada gubuknya saat kejadian kecelakaan waktu itu, aku mungkin langsung terjun ke jurang bersama mobil yang ku kendarai. Bisa dikatakan, hidupku terselamatkan oleh Raki yang membangun gubuknya di sana. Jadi aku ingin terus membalas budi seumur hidupku karena membuat aku punya kesempatan hidup lebih lama."Dila mulai mencoba menebak maksud tuannya, "Jadi itu alasannya Tuan tidak membangun kembali gubuk Raki. Jika Tuan bangun, maka Raki akan menolak semua bantuan Tuan lainnya. Karena Raki akan menganggapnya impas."Arka mengangguk, "Benar. Oh ya, kok Raki belum datang juga. Aku mau mengantarnya pulang ke rumah kontrakannya."Dila membalas, "Tadi Raki bilang, Tuan gak perlu antar jemput dia lagi. Karena dia udah punya Sepeda. Dan dia sepertinya lagi kencan."Kembali ke Raki dan Ema yang sudah sampai di tempat makan di pinggir penasaran karena Ema terlihat diam terpatung, "Kok kamu cuma diam?"Ema yang baru pernah makan di pinggir jalan benar-benar tidak menyangka dengan suasananya yang menurutnya sangat buruk. Tapi dia berusaha menyembunyikannya dari Raki. Lalu mencoba membuat alasan."Aku gak suka daging ayam, sukanya ikan."Dan tiba-tiba penjualnya mengambil daging ayam di piring dihadapan Ema, lalu meletakan ikan goreng dengan tangan kosong. Sambil berucap dengan santai, "Tenang, aku juga jual ikan goreng selain ayam."Seketika membuat Ema terperangah, "Kok pakai tangan..." Ucap Ema sambil gampangnya si penjual bilang, "Kan di sini makannya pakai tangan. Jadi gak masalah aku pakai tangan juga."Sambil menggengam tangannya, Ema berucap dalam hati dengan penuh emosi, 'Masalahnya ngambilnya pakai tanganmu bukan tangan aku.'Lalu Raki bicara, "Ayo, Ema. Di makan. Enak loh."Sambil menahan nangis, Ema mengangguk. Sebelum makan dia mengirimkan pesan ke Sani, 'Siapkan obat sakit perut untuk ku.'"Kirim pesan ke siapa?" Ucap Raki dengan penuh curiga dan langsung dijawab, "Sahabatku, dia juga cewek."Jawaban Ema membuat Raki tenang selesai kencan dengan Raki. Ema langsung mampir ke rumah Sani sambil marah-marah."Baru kali ini aku nemuin ujian jadi istri orang kaya lebih menyiksa dibandingkan ujian sekolah. Aghhhh. Sepertinya aku akan menyerah dan ingin berhenti saja."Dan Sani membalas, "Jangan dulu, coba lihat."Sani memperlihatkan Hpnya ke Ema. Terlihat video di sosial media yang viral, di komentari hingga di like ratusan ribu orang. Dengan keterangan, 'Luar biasa, sudah langka cewek cantik dengan pakaian bagus yang mau diboncengi pakai sepeda sama pasangannya yang terlihat miskin dengan baju jeleknya.'Lalu tiba-tiba Hp Ema berbunyi terus menerus. Ema melihat Hpnya dan muncul banyak notifikasi dari sosial medianya. Pengikutnya pun terus bertambah drastis. Dengan komentar yang banyak dan rata-rata isinya positif memuji ketulusan Ema. Bahkan Ema langsung mendapatkan tawaran Sani berucap, "Sepertinya ada yang merekam kamu sama Raki diam-diam. Dan ada Nitizen mengenali wajahmu sampai menuliskan akun Medsosmu ke kolom komentar."Ema kemudian tersenyum, "Aku setuju denganmu, jangan dulu menyerah. Aku harus lanjutkan. Cuma kita yang tahu Raki pura-pura miskin. Saat ini aku sepertinya dapat keuntungan dengan terkenal di Internet. Dan aku juga sudah punya jaminan masa depan cerah nantinya dengan jadi istri Raki yang merupakan orang kaya, tapi sekarang lagi pura-pura miskin."Dia tertawa lepas, "Hahaha."Kemudian terhenti saat Sani bilang, "Kamu butuh obat sakit perutmu?"Membuat Ema mengingat kembali kenangan buruknya makan makanan jorok baru-baru ini. Hingga tawanya sirna seketika. Episode 4 Ema terbangun karena suara Telpon. Saat diangkat suara Raki terdengar, "Besok kita libur kuliah, bagaimana kalau ke tempat wisata bersama!"Ema tersenyum, "Jadi kamu punya uang buat bayar tiket masuknya." Dalam hati berucap, 'Ayolah Raki ngaku saja kamu sebenarnya kaya dan sudahin pura-pura miskin ini.'Lalu Raki menjawab, "Kita mulung sampah dulu buat cari uangnya..."Bikin Ema emosi dan dengan cepat menjawab, "Aku aja yang bayarin." Ucapnya dengan dibalas oleh Raki, "Baiklah, sampai jumpa besok, oh ya. Jangan hubungi nomor ini. Aku pinjam Hp orang." Lalu telpon di dengan napas tesengal-sengal karena emosi Ema berucap, "Kamu masih mau nguji aku apa benar-benar tulus. Ok, aku tidak akan nyerah."Kemudian tiba-tiba Sani muncul, "Kamu bangun tidur kok kayak habis lari di kejar-kerjar istri sah karena rebut suami orang."Ema makin kesal, "Kamu ngapain di rumahku?"Sani balik marah, "Aku yang harusnya tanya, kenapa kamu tidur di rumahku."Ema teringat sesuatu lalu melihat Hpnya, "Jika aku di rumahmu, berarti.... Kok Instagramku gak naik followernya?"Sani menjawab, "Siapa juga yang follow kamu, udah matre, sombong lagi."Bikin Ema marah, "Sialan, kamu itu sahabatku atau bukan sih. Sini terima pukulanku..." Ema berusaha melayangkan pukulan sambil tetap di atas menjauh beberapa langkah saja, "Eh gak kena."Lalu Ema tiba-tiba terdiam, "Kalau jadi selebgram itu cuma mimpi, berarti makan sama Raki juga harusnya cuma mimpi." Kemudian tersenyum Sani berucap, "Bukannya kamu tidur di sini gara-gara efek samping obat sakit perut yang kamu makan setelah habis makan sama Raki."Ema histeris, "Aaaa, jadi aku makan dengan lauk dipegang-pegang Penjual itu nyata? Kenapa harus hal buruk yang nyata bukan hal baik."Sani menyambung, "Emang begitukan, makanan yang dijual perlu dipegang sama penjualnya."Ema menjawab, "Kalau saat mentah atau gak aku ketahui gak masalah. Itu udah masak terus pegangnya di hadapanku lagi. Gimana gak ngeselin."Sani mencoba menenangkan, "Udah-udah. Demi jadi istri orang kaya, kamu harus menerima semua ujian ini."Ema terlihat mulai ragu, "Huh, aku kok mulai gak yakin, dia bener-bener kaya. Dia lebih mendekati bener-bener miskin dari perlakuannya ke aku. Masa dia yang ngajak ke tempat wisata, aku yang bayarin tiketnya."Sani menunjukan sebuah foto di Hpnya, "Lihat rumah ini, apa mirip dengan rumah kontrakan?"Ema menjawab, "Bukannya itu foto rumah mewah?"Sani menjawab, "Aku buntuti Raki diam-diam. Saat dia ingin masuk ke rumah itu. Langsung aku muncul dan tanya, lalu dia jawab itu rumah kontrakannya. Masa kamu sebagai pasangannya tidak tahu di mana dia tinggal sekarang."Ema tersenyum, "Alasan yang tidak masuk akal. Aku harus tanyain dan minta diajak ke tempat tinggal, besok ke Raki. Setelah itu aku akan cecar dia banyak pertanyaan. Sampai mengakui bahwa dia pura-pura miskin dan ternyata kaya. Dengan begitu aku bisa lanjutin hubungan dengan Raki tanpa perlu melewati hal-hal miskin lagi. Hahaha"Sedangkan di tempat lain. Di Kantor Arka, Dila sedang membahas sesuatu."Menjadikan salah satu rumah mewahmu sebagai Kontrakan untuk Raki. Apa itu gak berlebihan Tuan?""Aku sebenarnya ingin memberikan rumah itu ke Raki, tapi tidak ingin Raki bilang impas atas kesalahanku menabrak Gubuknya. Dan tidak mau menerima bantuanku lagi.""Oh iya Tuankan pernah bilang, berkat Raki dirikan gubuknya di pinggir jurang. Tuan yang harusnya jatuh ke jurang berhasil selamat dan tetap hidup. Hal itu membuat alasan Tuan ingin melakukan pembalasan budi seumur hidup ke Raki. Termasuk mengantar Raki pulang pergi ke kampus dengan mobil. Tapi kenapa harus di sisi kampus yang sepi?""Ini ada hubungannya kenapa aku menyuruh kamu kuliah satu kampus dengan Raki!""Biar pekerjaanku mudah, cukup mengawasi Raki sekaligus sambil melanjutkan pendidikanku yang tertunda." Jawab Dila."Bukan, tapi biar kamu bisa melindungi Raki dari tukang buli si Boni.""Oh yang itu, jadi Tuan kenal Boni?""Kenapa baru tanya sekarang? Bukannya aku sudah sebutin nama Boni berkali-kali ke kamu. Iya, aku kenal Boni karena dulu kami kuliah seangkatan di kampus itu. Aku lulus, dia masih gak lulus. Jadi aku tahu betul tentang Boni. Dan aku tidak ingin Boni mengetahuiku."Tiba-tiba di tempat lain Boni yang masih di ruang kesehatan kampus, tersedak, "Uhukkk uhukkk."Anak buah Boni langsung menyapa, "Akhirnya Bos sadar juga dari penyakit mematungnya setelah satu hari lamanya. Aku hampir khawatir harus cari Bos lain."Boni tanya, "Emang apa yang terjadi, padaku? Lek."Lek menjawab, "Tadi Bos mematung setelah melihat Raki yang miskin itu dibela sama dua cewek cantik di kampus.""Sial tuh Raki. Beruntung sekali. Di mana dia sekarang?.""Terakhir aku lihat, dia pakai sepeda berboncengan sama Ema." Jawab kaget dan kembali Ema mau pulang dari rumah Sani, dia bersin, "Hajhiiii"Sani langsung berkomentar, "Kayaknya penjual yang tadi kamu bicarakan, sedang membicarakanmu!"Ema langsung narik kerah baju Sani, "Jangan ingatkan aku pada itu lagi."Sani sambil menahan tawa bilang, "Seram, kayak penyihir."Ema melepaskan tangannya dari kerah baju Sani. Lalu berbalik menghadap pagar. Dengan senyuman sinisnya Ema bicara sendiri, "Raki, trauma yang aku alami, kamu harus membayarnya dengan pengakuan siapa dirimu sebenarnya, orang kaya yang pura-pura miskin. Aku akan membuat kamu besok mengaku. Hahaha." Tawa Ema menyerupai tempat pembuangan sampah, Raki bersin-bersin, "Hachiii hachiii."Raki terlihat cemas, "Kok aku bersin-bersin. Bukannya aku terbiasa mulung sampah. Apa jangan-jangan level kemiskinanku berkurang. Aku harus lebih semangat lagi untuk mungutin sampah kayaknya." Episode 5 Kembali Ema berboncengan dengan Raki menggunakan sepeda butut. Kedatangan mereka di tempat wisata kota langsung menjadi perhatian para pengunjung di sana. Apalagi saat Ema dengan pakaian bagusnya menggandeng Raki dengan pakaian buluk mirip pemulung. Orang-orang di sana sampai tercengang. Saat Ema melihat orang yang jualan pakaian, Ema langsung menarik Raki ke sana, "Lihat Raki, pakaiannya bagus-bagus. Ada yang kamu suka?"Raki menjawab sambil garuk-garuk kepala, "Ada sih, tapi aku gak punya uang buat belinya."Ema langsung mengambil pakaian yang dia suka dan mengarahkannya ke badan Raki, "Baju ini cocok sama kamu. Kamu gak punya uang, gak apa-apa. Biar aku yang beli'in yang ini. Sekarang, silahkan pilih yang kamu suka, nanti biar aku juga yang bayar."Raki terlihat tidak enak dan bilang, "Pilihan kamu juga aku suka." Jawab Raki meskipun, baju itu bukan yang dia sukai karena terlalu bagus. Tapi karena Ema yang milihkan dan dia tidak ingin membuat Ema kecewa, dia bilang lalu membayarnya, dan ketika Raki mengambil pakaian yang dibeli itu. Si penjual berbisik di telinga Raki, "Kamu pakai dukun yang di mana? Aku juga mau coba."Membuat Raki emosi, "Kamu gak lihat aku miskin kayak gini, mana sanggup bayar dukun."Ema tercengang, apalagi si penjual yang terperangah. Bahkan orang-orang di sana yang dari tadi memperhatikan mereka terheran-heran yang merasakan mereka terus diperhatikan orang-orang mulai merasa tidak nyaman, "Sebaiknya kita pulang aja Ema?"Ema langsung jawab, "Kenapa, kita kan belum coba permainan di sini..."Raki langsung membalasnya, "Apa kamu tidak malu Ema, diperhatikan orang-orang karena jalan sama aku."Dan Ema menjawab dalam hati, 'Tentu aku malu, makanya sudahi pura-pura miskinmu.'Tapi Ema bilang ke Raki, "Buat apa aku malu, justru aku bangga bisa dekat denganmu yang apa adanya, harusnya mereka yang malu melihatmu dengan tatapan sinis gitu, seperti gak terima kamu dekat denganku."Raki semakin mengagumi Ema. Sambil menggengam tangannya dan menatap tajam orang-orang disekitarnya, Raki berucap dalam hati, 'Aku harus keluar dari kemiskinan ini, aku tidak tega melihat Ema terus dipandang aneh gitu sama orang-orang.'Dan Ema menyudahi lamunan Raki, "Hey, Raki. Ini aku udah beli dua tiket. Kita coba main Komedi Putar yuk."Selesai main. Saat Raki mengajak pulang Ema, "Ayo Ema kita pulang."Langsung disambut Ema, "Ayo, ajak aku ke tempat tinggalmu ya."Raki terdiam dan bicara dalam hati, 'Kalau aku ajak ke tempat tinggalku, yang udah roboh kasian Ema. Mungkin aku ajak saja ke kontrakan aku, "Baiklah, kebetulan jaraknya tidak jauh dari sini. Kita bisa istrirahat di sana dulu. Baru nanti aku antar ke rumahmu."Ema tersenyum. Bersiaplah Raki, beribu alasanmu nanti tidak akan sanggup menjawab pertanyaanku. Aku pastikan kamu tidak bisa berkata apa-apa lagi dan mengaku bahwa sebenarnya Senyuman Ema semakin lebar saat Raki membawanya ke rumah mewah. Raki langsung bilang, "Ini cuma rumah kontrakanku."Ema langsung bertanya, "Rumahnya sangat besar, bukannya kamu gak punya uang, bagaimana bisa bayar kontrakan semewah ini."Raki jawab, "Temanku yang bayar."Ema tanya lagi, "Kok temanmu mau bayarin."Raki cemas, "Temanku itu cowok, bukan cewek. Jadi jangan cemburu ya."Ema dengan wajah cemberutnya, "Lihat orang-orang yang kita temui. Mereka melihat kamu saja tidak suka. Bagaimana bisa kamu punya orang yang jadi temanmu dan mau membantumu bayar kontrakan ini yang pasti mahal."Raki menjawab, "Aku bisa dapapetin cewek tulus kayak kamu sebagai pasangan, apalagi dapaten teman yang tulus pasti bisa."Ema terperangah, dia kali ini kehabisan kata-kata. Pengen rasanya Ema bilang, 'Aku tahu kamu kaya tapi pura-pura miskin makanya aku mau jadi pasanganmu.' Tapi dia gak bisa berkata rasa putus asa Ema bilang, "Aku langsung pulang aja, nanti kalau tetangga lihat aku dan kamu masuk ke rumah kontrakan itu mereka akan mengira yang tidak-tidak."Raki pun setuju dan langsung melanjutkan mengantar Ema di depan rumah yang ditunjukan Ema. Raki langsung terperangah, "Rumahmu bagus sekali."Dan Ema membalasnya, "Tapi masih kalah gede dari rumah kontrakanmu."Raki cuma bisa tersenyum dan pamit pulang. Episode 6 Keesokan harinya. Raki menemui Arka di kantornya dan langsung memohon, "Berikan aku pekerjaan. Jadi apapun aku mau. Aku ingin keluar dari kemiskinan ini. Agar Ema tidak dihina orang terus karena punya pasangan sepertiku."Tanpa pikir panjang Arka menyetujuinya, "Baiklah, akan aku beri kamu pekerjaan."Arka mengajak Raki ke sebuah kantor lain. Dan Raki langsung tanya, "Di mana pelnya?, aku akan langsung bekerja untuk membersihkan kantor ini."Arka tersenyum, "Kamu tidak perlu melakukan itu, karena pekerjaanmu bukan petugas kebersihan tapi pimpinan perusahaan ini."Raki dalam kantor pimpinan, Raki duduk di kursi pimpinan perusahaan itu. Dan Arka di depannya duduk dan bicara, "Jadi apa rencanamu?"Raki menjawab, "Aku akan berhenti kuliah dan fokus bekerja."Arka kaget mendengarnya, "Kenapa? Bukannya kamu susah payah untuk masuk kuliah."Raki menajawab, "Aku kuliah agar nanti lulus dapat pekerjaan yang lebih baik. Sekarang aku udah mendapatkannya. Jadi tidak memerlukan kuliah lagi."Arka mengangguk, "Kalau itu keputusanmu. Apa boleh buat."Sementara itu di kampus. Kabar bahwa Raki berhenti kuliah tersebar hingga sampai ke telinga Ema. Tentu membuat Ema terkejut dan Sani mulai mengeluarkan pikiran liarnya, "Apa jangan-jangan Raki gak punya uang buat lanjutin kuliah? Dan sebenarnya dia benar-benar miskin."Ema masih tidak terima, "Kita tanyakan ke Dila, dia yang kita curigai pura-pura jadi teman Raki tapi sebenarnya pelayannya Raki. Pasti tahu!"Ema dan Sani menanyakan keberadaan Dila ke mahasiswa lain. Dan mahasiswa lain itu bilang, "Aku lihat Dila di belakang kampus."Ema dan Sani langsung ke belakang kampus. Mereka melihat Dila sedang menelpon seseorang. Lalu mereka memutuskan untuk mengintip dan mendengarkan pembicaraan Dila secara Dila bicara dengan seseorang lewat Hpnya, "Raki beneran berhenti kuliah Bos?, kenapa Bos gak bantu Raki? Apa jangan-jangan Bos sudah bangun gubuk Raki yang Bos tabrak itu. Jadi gak bisa bantu Raki lagi karena dianggap impas. Bos gak lagi kasih rumah kobtrakan mewah itu ke Raki dan Bos gak ngantar Raki lagi dengan mobil mewah Bos?"Kemudian Dila diam beberapa lama mendengarkan balasan telpon bicara kembali, "Jadi tugas aku mengawasi Raki di kampus ini selesai?"Kembali diam dan mendengarkan. Lalu Dila bicara lagi, "Sebenarnya, aku masih mau kuliah Bos."Dila tersenyum, lalu berucap, "Benarkah Bos, aku boleh lanjutin kuliah. Terima kasih banyak Bos."Ema syok mendengar percakapan Dila itu dengan Bosnya. Dia tahu Bos Dila bukanlah Raki. Kontrakan Rumah mewah dan antar jemput mobil mewah itu cuma yang bantuan untuk Raki dari Bos Dila. Kemudian Sani berucap, "Tuh kan, Raki beneran miskin."Ema menarik kerah baju Sani, "Sebelumnya kamu bilang Raki pura-pura miskin padahal kaya, sekarang yakin betul dia miskin. Mau kamu apa?"Sani kaget, "Ma ma maaf. Tapi kamu harus secepatnya memutuskan hubungan ke Raki, sebelum terlambat."Tiba-tiba Ema mendapatkan telpon dari nomor baru, Ema lalu mengangkatnya. Terdengar suara Raki, "Ema, ini aku Raki. Kemaren saat kamu bilang tidak enak sama tetangga ketika mau masuk ke rumah kontrakanku. Aku baru sadar itu kode darimu. Agar aku segera ngajak kamu nikah. Jadi apa kamu mau ni..."Ema langsung memotong pembicaraan, "Kita putus." Dengan napas langsung tanya, "Kenapa? Aku butuh alasan darimu."Dan Ema menjawab, "Karena kamu tidak kaya." Dan langsung menutup itu di tempat kantor Raki. Arka langsung tanya, "Jadi kapan kalian akan menikah?"Raki dengan wajah syok menjawab, "Ema putusin aku."Membuat Arka terkejut, "Apa? Kenapa?"Dan dijawab Raki, "Karena aku tidak kaya..."Arka kesal, "Telpon dia sekarang, kamu sudah jadi pimpinan perusahaan. Bilang kamu sudah kaya."Dan dijawab Raki dengan nada tinggi, "Tapi aku belum mendapatkan pemasukan. Artinya aku belum kaya. Aku harus menunggu hingga mendapatkan pemasukan dari perusahaan ini. Baru bilang ke Ema!"Beberapa bulan kemudian. Saat Ema dan Sani nonton Tv, mereka terkejut. Ada Raki di dalam tayangan Tv itu dan diberi keterangan Pimpinan Perusahaan PT Raki Properti. Raki ditanya wartawan, "Bisa dijelaskan bagaimana anda bisa mewujudkan Rumah 0 rupiah untuk rakyat miskin?"Raki menjawab, "Setiap membangun rumah perlu biaya dan orang-orang miskin tidak punya uang untuk biaya cicilan rumah. Jadi aku kasih pekerjaan untuk orang-orang miskin itu di perusahaanku. Sehingga mereka punya gaji. Lalu gaji mereka akan dipotong 10% untuk biaya cicilan rumah mereka perbulan. Mereka menepati rumah itu tanpa uang satu rupiahpun. Bahkan mereka dapat pekerjaan sekaligus uang dari gaji 90% sisanya."Wartawan kagum, "Luar biasa. Kenapa anda bisa kepikiran untuk memperhatikan orang-orang miskin sampai segitunya. Sedangkan wakil rakyat tidak kepikiran sampai disitu."Raki menjawab, "Dulu aku pernah miskin. Tapi berkat motivasi dari pasangan saya dulu. Aku bertekad untuk keluar dari kemiskinan ini dengan bekerja keras sampai jadi seperti ini."Ema dan Sani menyaksikan berita itu benar-benar terkejut, tercengang dan terperangah. Sani langsung bilang, "Cepat datang ke tempat Raki. Bilang kamu menyesal dan minta balikan kembali."Ema langsung menampar Sani, 'Plakkkk'Dan berucap, "Hentikan Sani. Aku malu tahu. Aku bahkan tidak berani melihat wajah Raki langsung. Apalagi sekarang Raki sudah punya pasangan yang memotivasinya jadi kaya. Harapanku sudab sirna."Kemudian wartawan di Tv bertanya kembali, "Siapa perempuan pasangan anda itu yang luar biasa memotivasi anda hingga jadi sukses?"Dan Raki menjawab, "Namanya Ema."Kembali Ema tercengang dan air matanya tidak terasa saat kemudian, Sani kembali bertanya ke Ema, "Jadi kamu gak ke tempat Raki?"Dan dengan senyum bahagia Ema menjawab, "Dia udah bilang pasangannya adalah aku, jadi aku akan menunggu di rumahku ini sampai dia datang menemuiku dan ajak aku nikah lagi. Pasti aku terima. Jadi aku akan setia menunggunya." Ucap Ema dengan senyuman tanpa di tempat Raki, Arka bertanya ke Raki, "Kenapa kamu belum menemui Ema?"Raki menjawab, "Dulu Ema menolakku karena aku tidak kaya. Sekarang aku sudah kaya dan memberitahu lewat Tv tadi. Pasti Ema akan menyaksikannya dan tahu aku sudah kaya jadi dia akan datang ke tempatku dan ajak aku balikan lagi. Aku akan setia menunggunya." Ucap Raki dengan senyuman Raki dan Ema terus-terusan menunggu, tidak ada yang mau mengalah menemui duluan. Hingga bertahun-tahun lamanya sampai umur mereka tamat.Selesai
Belajar tentang nilai moral dapat dari mana saja. Salah satunya adalah melalui cerpen atau cerita pendek. Walau sederhana, cerpen pendidikan dapat menjadi inspirasi yang membuat pembacanya tercerahkan. Melalui bahan bacaan, pembaca tidak sekedar membaca sambil lalu. Ada penyerapan makna-makna kehidupan yang dapat mengubah pola pikir. Pada akhirnya, membuat pembacanya mengetahui cara hidup yang lebih baik. Berikut ini adalah lebih dari 15 contoh cerpen yang dapat menjadi rujukan untuk memperoleh peran moral dan menginspirasi. Selamat membaca! Daftar ISI15 Contoh Cerpen Pendidikan1. Seorang Raja yang Bertanya tentang Burung Pipit2. Cerpen Pendidikan Tentang Pensil dari Nenek3. Cerpen Pendidikan Tidak Boleh Menyalakan Klakson di Rumah Sakit4. Cerpen Pendidikan tentang Membangun Kebiasaan Baik5. Air Terakhir untuk Ibu6. Cerpen Pendidikan tentang Penghasut7. Balasan atas Kejujuran8. Cerpen Pendidikan tentang Pesan dari Ayah9. Harga Seekor Ikan Arwana10. Cerpen Pendidikan tentang Timbangan Tukang Mentega11. Keledai yang Terperangkap12. Cerpen Pendidikan tentang Menyusun Peta13. Menanam Jagung Kualitas Terbaik14. Cerpen Pendidikan tentang Seekor Sapi yang Terpenggal15. Cerpen Pendidikan Ikan Segar16. Cerpen Pendidikan Kejujuran Seorang Tukang BecakBelajar Makna Kehidupan dari Cerpen Pendidikan Setiap cerita memiliki makna mendalam yang dapat menjadi bahan perenungan. Berikut ini setiap cerpen pendidikan dan makna moralnya 1. Seorang Raja yang Bertanya tentang Burung Pipit Suatu hari di negeri yang jauh, ada seorang raja yang suka menanyakan hal unik pada para pengawalnya. Kali ini, pertanyaan yang ia ajukan cukup membuat pusing para pengawal dan penghuni istana lainnya. Pertanyaan yang raja ajukan adalah âTahukah kamu berapa jumlah burung pipit yang ada di negeri ini?â. Jelas saja mereka semua kebingungan, karena tidak mungkin melakukan perhitungan tentang hal tersebut. Pertanyaan unik ini rupanya sampai ke telinga seorang pengembara yang sedang singgah di negeri itu. Ia pun kemudian mengunjungi istana dan bertanya pada pengawal perihal pertanyaan sang raja. Setelah mendengar pertanyaan itu, ia minta izin untuk menemui raja untuk memberitahu jawabnya. Ketika sudah berhadapan dengan sang raja, raja berkata âBerapa jawabmu?â. Ia pun menjawab, âBurung pipit di negeri ini ada dua puluh ribu lima ratus tiga puluh tiga ekor, bagindaâ. Raja pun tercengang dan bertanya âBagaimana kamu mengetahuinya?â. Pengembara menjawab âBaginda dapat melakukan perhitungan dengan teliti. Apabila jumlahnya lebih sedikit dari saya sebutkan, maka akan ada burung pipit yang datang dari negeri lain untuk mengunjungi keluarganya di sini. Sebaliknya, apabila jumlahnya kurang, maka akan ada burung pipit dari negeri ini yang pergi mengunjungi kerabatnya di luar negeri.â Raja sangat menyukai jawaban cerdik pengembara itu. Ia pun memberikan hadiah yang berharga untuknya. Pesan Moral Berpikirlah cerdik atas setiap situasi. 2. Cerpen Pendidikan Tentang Pensil dari Nenek Adi adalah seorang anak sekolah yang duduk di bangu kelas 6 SD. Dia adalah anak yang bertanggung jawab. Namun, suatu ketika ia bersedih karena memperoleh nilai yang buruk pada mata pelajaran ilmu alam. Ketika sedang tenggelam dalam kesedihannya, nenek yang sangat menyayanginya masuk ke kamarnya dan menanyakan keadaannya. Adi pun menceritakan tentang nilainya yang sangat tidak memuaskan. Kemudian, nenek justru memberikan sebuah hadiah kecil untuknya. Hadiah ini berisi sebuah pensil baru dengan gambar karakter kesukaan Adi. Adi sedikit tersenyum, namun bermaksud menolak hadiah dari nenek karena merasa tidak pantas. Ia berkata âAku tak pantas mendapatkannya sebagai hadiah, Nek, nilaiku kan jelekâ katanya dengan sedih. Nenek pun menjawab âTerimalah nak, sebab pensil ini mirip denganmuâ. Adi pun nampak kebingungan dengan maksud nenek. Nenek melanjutkan âPensil ini perlu diraut hingga runcing agar berguna. Ia melalui proses yang menyakitkan. Sama seperti dirimu yang perlu melalui proses jatuh bangun yang sakit hingga menjadi manusia yang berguna nantinyaâ. Adi pun mengerti dan mulai tersenyum. Pesan Moral Setiap orang perlu melalui proses menyakitkan untuk membentuk dirinya. 3. Cerpen Pendidikan Tidak Boleh Menyalakan Klakson di Rumah Sakit Suatu hari ada seorang ibu muda yang baru saja mengunjungi temannya yang sakit di rumah sakit. Ketika akan menyetir keluar dari area parkir, jalannya terhalang oleh mobil lain yang sedang menurunkan penumpang. Ibu muda ini menjadi tidak sabar, ia mulai membunyikan klakson berkali-kali. Seorang dokter muda datang menghampiri mobilnya dan menegur agar ibu ini berhenti membunyikan klakson. Alasannya, karena memang tidak diperkenankan membunyikan suara keras di area rumah sakit. Namun, ibu muda ini justru semakin kesal dan berkata kasar pada dokter muda tersebut. Keributan pun terjadi dan banyak orang kemudian mendekat untuk melerai. Sebagian menyalahkan dokter muda karena mereka berpendapat bahwa tidak sepantasnya seorang dokter marah-marah. Namun, juru parkir rumah sakit lalu mendekat dan memberikan kesaksian, bahwa ibu muda lah yang telah melanggar ketentuan dengan membunyikan klakson dengan keras dan berkali-kali. Ibu muda ini pun akhirnya pergi meninggalkan area rumah sakit dengan tertunduk malu. Pesan Moral Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Artinya, dimanapun berada, ikutilah ketentuan atau peraturan yang berlaku pada tempat tersebut. 4. Cerpen Pendidikan tentang Membangun Kebiasaan Baik Alkisah ada seorang anak remaja bernama Nita. Nita memiliki kebiasaan buruk, yaitu sering tidak tepat waktu dan bahkan melanggar janji. Ia beberapa kali telah mengecewakan teman-temannya karena kebiasaan buruk ini. Suatu kali Nita dan beberapa orang temannya membuat janji untuk berangkat berlibur bersama di akhir pekan. Mereka bersepakat untuk berkumpul dan berangkat pada pukul 7 pagi. Namun, Nita sendiri yang tak kunjung muncul hingga pukul 8. Hingga akhirnya, salah satu teman menelepon Nita dan mengetahui bahwa ia terlambat bangun dan terpaksa tidak jadi ikut berlibur. Teman-teman kecewa karena sudah terlanjur menunggunya. Mereka jadi berangkat terlalu siang hingga akhirnya terjebak macet. Beberapa tahun berlalu, Nita masih berteman baik dengan teman-temannya saat remaja dulu. Suatu hari Nita bermaksud ingin mengajak teman-temannya reuni untuk bernostalgia tentang masa remaja mereka. Nita pun mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk datang makan malam. Ia sibuk sejak siang untuk mempersiapkan hal tersebut. Namun, hingga jam yang telah disepakati, belum ada temannya yang datang. Bahkan hingga tengah malam, Nita duduk sendirian di meja makannya. Rupanya, teman-temannya tidak dapat hadir dan tidak memberi kabar karena mengira hal tersebut adalah hal yang biasa bagi Nita. Pesan Moral Jangan membangun kebiasaan buruk. 5. Air Terakhir untuk Ibu Meira adalah seorang gadis remaja yang menyayangi ibunya. Suatu hari, ibunya jatuh sakit. Karena ayahnya sibuk bekerja, maka Meira lah yang harus merawat ibunya. Suatu malam, ibu membangunkan Meira dengan suara seraknya. Ibu meminta Meira mengambil segelas air untuknya. Walau enggan harus turun dari tempat tidur di tengah malam, Meira melakukannya juga. Ia mengambil segelas air, lengkap dengan tutupnya. Kemudian, meletakkannya di nakas samping tempat tidur Ibu. Kemudian, ia sendiri kembali tidur. Paginya saat bangun, Meira terkejut bukan main. Rumahnya sudah sangat ramai. Bendera kuning sudah terpasang di teras rumahnya. Ibu Meira meninggal dunia. Hingga beberapa tahun berlalu, air terakhir untuk Ibu yang Meira ambilkan masih ada pada nakas samping tempat tidur ibu. Meira tidak pernah memindahkannya. Segelas air itu menjadi kenangan bagaimana Meira berbakti pada ibunya hingga waktu terakhir. Pesan Moral Berbaktilah pada orang tua pada setiap kesempatan, agar tidak menyesal. 6. Cerpen Pendidikan tentang Penghasut Suatu masa ada seorang gadis kecil bernama Maya. Maya adalah anak dari pedagang ubi kukus. Keluarganya bergantung hidup dari dagangan tersebut. Mereka memiliki sebuah kebun ubi kecil di samping rumah mereka. Setiap hari Kamis sore, Maya ikut belajar mengaji di Masjid yang letaknya di kampung sebelah. Para orang tua biasanya membawakan makanan untuk anak-anak yang belajar mengaji di Masjid. Orang tua Maya tidak pernah ikut menyumbang makanan untuk anak-anak tersebut. Namun, suatu hari keluarga mereka memiliki kelebihan hasil panen ubi. Orang tua Maya sangat senang, karena mereka berpikir akhirnya ada kesempatan untuk menyumbang makanan untuk anak-anak yang belajar mengaji di Masjid. Maka, Kamis sore itu Maya membawa ubi rebus dalam panci yang cukup besar. Ia meletakkannya berjejer dengan makanan-makanan lain. Namun, salah seorang anak lain bernama Yati melihat ubi tersebut dan berkata âih ubi tidak enak, siapa sih yang membawa makanan seperti ini kesiniâ. Karena perkataan Yati, nyaris tidak ada anak yang memakan ubi kukus dari orang tua Maya. Khawatir orang tuanya akan sedih, Maya berusaha memakan semua ubi kukus yang tersisa. Maya berjalan pulang dengan perut yang sangat kenyang hingga ia muntah di bawah pohon dalam perjalanan pulang. Ia berjalan pulang dengan menangis. Pesan Moral Perkataan dapat menjadi berkat, perkataan juga dapat sangat menyakiti orang lain. 7. Balasan atas Kejujuran Edi adalah seorang remaja yang akan lulus SMA tahun ini. Ia sangat ingin melanjutkan kuliah. Namun apa daya, orang tuanya sudah tak mampu membiayainya untuk melanjutkan sekolah. Suatu siang saat ia pergi ke pasar atas permintaan ibunya untuk berbelanja, ia menemukan sebuah kantong plastik berada pada bangku di pelataran kios yang tutup. Edi duduk pada bangku itu untuk beristirahat sebelum pulang. Karena iseng, ia membuka bungkusan yang tertinggal tersebut. Ia pikir mungkin itu adalah sampah yang sudah tidak terpakai. Namun, alangkah terkejutnya ia sebab bungkusan itu berisi lembaran uang pecahan ratusan ribu dengan jumlah yang banyak. Ia langsung membayangkan dapat pergi kuliah dengan uang tersebut. Mungkin itu adalah jawaban Tuhan atas doa-doanya. Tetapi ia teringat ajaran orang tuanya tentang kejujuran. Ia pun kemudian melaporkan penemuanya ke kantor polisi. Seminggu kemudian, pemilik uang itu datang ke rumah Edi dan menawarkan sebuah beasiswa pendidikan. Balasan atas kejujuran yang sebelumnya sama sekali tidak Edi duga. Pesan Moral Peganglah teguh prinsip kebaikan. 8. Cerpen Pendidikan tentang Pesan dari Ayah Nana memiliki seorang ayah yang posesif. Ia sering kesal atas perilaku ayahnya tersebut. Ayah Nana melarang Nana untuk pulang terlalu larut. Padahal, Nana masih ingin nongkrong dengan teman-temannya. Nana berpikir, ayahnya berlebihan. Sebab, menurut Nana, teman-temannya sering pulang lebih larut darinya, dan tidak pernah terjadi hal buruk karenanya. Namun, walaupun Nana telah mengutarakan kekesalannya, ayahnya tetap keras kepala. Ayah Nana selalu mengirim pesan agar Nana dapat segera pulang apabila telah melewati pukul 9 malam. Nana kadang menjawab, namun sering juga mengabaikannya karena kesal. Suatu malam, Nana pulang terlalu larut karena lupa waktu saat mengerjakan tugas kuliah bersama teman-temannya. Waktu telah hampir pukul 10 malam. Namun aneh, tidak ada pesan dari ayah. Nana pikir, mungkin HP ayah habis baterai. Sesampainya di rumah, betapa kagetnya Nana. Jalan depan rumah Nana sudah ada tenda dan bendera kuning. Ayah Nana meninggal pukul 8 malam akibat serangan jantung. Pantas saja, ia tidak mengirim pesan untuk Nana pada pukul 9 malam. Pesan Moral Hargailah kasih sayang orang tua, 9. Harga Seekor Ikan Arwana Suatu hari ada seorang guru yang ingin mengajarkan tentang nilai diri kepada murid kesayangannya. Ia pun menyuruh muridnya untuk mengambil foto ikan arwana miliknya. Kemudian, ia menyuruh muridnya untuk mencari orang yang mau membeli ikan tersebut dengan harga terbaik. Pertama-tama, guru itu menyuruh muridnya menawarkan ikan tersebut ke tetangga sebelah. Ketika murid itu pulang, guru bertanya berapa harga yang tetangga tersebut mau bayarkan untuk ikan itu. â60 ribu rupiah, guruâ kata murid itu. Kemudian, guru itu menyuruh murid pergi menawarkan untuk kedua kalinya. Kali ini ia menyuruh murid itu ke toko ikan hias. Saat pulang, mata murid itu masih berbinar-binar. Ia melaporkan âToko itu ingin membelinya dengan harga 1 juta rupiah, guruâ. Guru itu tersenyum dan berkata bahwa ia tidak akan menjual ikan kesayangannya tersebut. Ia melanjutkan penjelasannya âkita semua menarik dan berharga pada mata orang yang mengerti nilai diri kitaâ. Pesan Moral Setiap manusia berharga dan menarik untuk setiap orang lain yang mengerti. 10. Cerpen Pendidikan tentang Timbangan Tukang Mentega Suatu kali pada sebuah desa hiduplah peternak dan tukang mentega yang bertetangga. Tukang mentega berlangganan susu dari peternak sebagai bahan untuk membuat mentega. Suatu kali, peternak ingin membuat roti bakar, sehingga ia bermaksud membeli mentega dari tetangga tersebut. Maka, ia pun membeli sekilo mentega dari tukang mentega. Begitu sampai rumah, peternak terkejut karena timbangan mentega yang ia terima tak sampai 1 kilo. Padahal, ia membayar harga untuk 1 kilo mentega. Merasa kesal, ia memberitahukan hal ini pada perangkat desa. Perangkat desa kemudian mendatangi rumah tukang mentega bersama peternak itu. Peternak itu berkata âApa yang kau lakukan padaku ini? Mengapa engkau menipu timbangan mentega yang kubeli darimu?â. Tukang mentega pun menjadi kaget juga. Pada hadapan perangkat desa, ia menjawab âAku tidak memiliki timbangan, aku terlalu miskin untuk membelinya. Maka, aku selalu menimbang mentega dengan susu yang kubeli darimuâ. Maka, terungkaplah bahwa yang selama ini melakukan penipuan timbangan adalah peternak. Perangkat desa kemudian membawa peternak untuk mendapatkan sanksi yang layak. Pesan Moral Tindakan buruk akan selalu kembali pada pelakunya. 11. Keledai yang Terperangkap Suatu hari ada seorang pemuda yang memelihara seekor keledai. Ia sangat menyayangi keledai tersebut, karena ia mendapatkannya pada hari ulang tahun yang kelima belas dari orang tuanya. Pada suatu sore, pemuda ini membawa keledainya berjalan-jalan ke hutan. Tak terduga, keledai tersebut terperosok masuk ke dalam sebuah lubang. Pemuda itu kemudian melakukan segala cara untuk mengeluarkan keledai itu, namun hasilnya nihil. Ketika hari menjelang malam, mereka berdua sudah sama-sama kelelahan. Pemuda itu kemudian justru melempar gundukan tanah ke lubang tersebut. Ia berpikir, âAh usai sudah, biar ku kubur keledai kesayanganku iniâ. Namun, keledai itu justru melompat ke setiap gundukan tanah yang pemuda itu masukkan. Semakin banyak gundukan tanah, semakin keledai dekat dengan tepi atas lubang. Pada akhirnya, keledai itu justru dapat keluar dari lubang. Pesan Moral Terkadang kita tanpa sengaja menemukan sebuah solusi ketika mengikhlaskan atau melepaskan sesuatu. 12. Cerpen Pendidikan tentang Menyusun Peta Suatu hari ada seorang gadis kecil yang terus menerus mengganggu ayahnya. Ia belum bisa memahami bahwa ayahnya sedang bekerja. Yang ada pada pikirannya hanya ingin bermain dengan ayahnya. Si ayah kemudian mendapat ide untuk membuat sibuk anaknya, sehingga tidak mengganggunya bekerja. Ia merobek sebuah halaman majalah yang berisi peta dunia. Ia membagi gambar tersebut menjadi beberapa potongan. Ia lalu berkata âPergilah ke kamarmu, dan susun gambar peta ini.â Gadis kecil itu lalu pergi kamar dengan gembira. Namun, tak berselang lama, ia sudah kembali dan membawa gambar peta yang utuh. Si ayah menjadi kaget. âBagaimana kamu melakukanya?â tanya nya pada putrinya itu. âAda gambar wajah seorang wanita di balik gambar peta itu. Aku menyusun gambar wajah itu, sehingga gambar peta disebaliknya juga tersusunâ. Si ayah pun kemudian tersenyum dan memeluk putri cerdasnya itu. Ia sama sekali tak menduga putrinya dapat melakukan hal tersebut. Pesan Moral Selalu ada sisi lain dalam setiap tantangan kehidupan yang manusia hadapi. 13. Menanam Jagung Kualitas Terbaik Suatu hari ada seorang petani jagung yang berhasil memanen jagung dengan kualitas terbaik. Ia bahkan berhasil memenangkan beberapa kontes. Kehebatan petani itu pun sampai ke telinga seorang jurnalis yang kemudian datang untuk melakukan wawancara. Dalam wawancara tersebut, terungkap bahwa petani ini selalu membagikan benih jagungnya pada beberapa petani lain yang adalah tetangganya. Tak memahami maksud petani, jurnalis itu pun bertanya âMengapa engkau melakukannya? Bukankah para petani itu juga bersaing dalam kontes?â Petani itu menjawab âApakah kamu tidak mengetahui tentang penyerbukan silang? Para serangga selalu berkeliling kebun untuk melakukan penyerbukan. Apabila ia datang dari kebun tetangga, maka akan terjadi penyerbukan silang. Aku tidak mau jagungku bersilang dengan bibit yang kurang baik. Maka aku membagikan bibit terbaik dengan para tetangga. Dengan demikian, mereka menanam jagung kualitasnya sama baiknya dengan jagungku.â. Jurnalis itu pun kemudian mengerti dan terkagum-kagum dengan tindakan petani ini. Pesan Moral Lakukanlah yang terbaik untuk orang lain seperti untuk dirimu sendiri. 14. Cerpen Pendidikan tentang Seekor Sapi yang Terpenggal Alkisah ada sebuah keluarga miskin yang bergantung hidup dari seorang sapi perah. Setiap hari keluarga tersebut memerah air susu sapi dan menjualnya ke pasar. Mereka hidup sangat pas-pasan dari hasil penjualan itu. Kemudian, suatu hari ada seorang pengelana yang singgah ke rumah keluarga miskin tersebut. Keluarga miskin menceritakan tentang kehidupan mereka pada pengelana tersebut. Kemudian, pada subuh hari, ketika hari masih gelap, pengelana itu bangun. Ia memenggal kepala sapi milik keluarga miskin itu, kemudian pergi melanjutkan perjalanannya. Beberapa tahun kemudian, pengelana itu kembali ke rumah itu. Penampakan rumah sudah sangat berbeda. Rumah reyot telah berubah menjadi rumah yang asri dan terawat. Ternyata pemiliknya masih keluarga yang sama. Pengelana itu juga masih disambut dengan sangat baik. Keluarga itu menceritakan bagaimana mereka berusaha mencari penghasilan dengan cara lain setelah orang tak dikenal memenggal sapi mereka. Mereka justru keluar dari himpitan ekonomi setelah satu-satunya tempat mereka bergantung sudah tidak ada lagi. Sampai pada akhir cerita, pengelana itu tidak berkata jujur tentang apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Walau demikian, niatnya telah tercapai. Pesan Moral Manusia akan berusaha lebih keras ketika sedang terhimpit. 15. Cerpen Pendidikan Ikan Segar Orang Jepang selalu menyukai ikan segar. Namun, perairan dekat Jepang tidak memiliki banyak ikan. Para nelayan harus pergi lebih jauh ke tengah laut untuk menangkap ikan, kemudian menjualnya ke pasar. Oleh sebab itu, kapal penangkap ikan perlu menjadi lebih besar, sebab mereka perlu pergi lebih jauh. Semakin jauh para nelayan pergi untuk mencari ikan, semakin lama waktu yang mereka butuhkan untuk membawa ikan hingga menepi ke daratan. Jadi, pada saat mereka kembali dan mencapai pasar, ikan-ikan itu tidak segar lagi. Untuk mengatasi masalah ini, nelayan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan membekukan ikan yang mereka tangkap. Ini membantu dalam menjaga kesegaran ikan untuk jangka waktu yang lebih lama. Tetapi, kesegaran seperti yang diinginkan orangâorang Jepang ternyata tidak dapat dipertahankan dengan cara ini. Harga ikan beku kemudian mulai turun. Lalu, para nelayan yang khawatir memasang tangki ikan di kapal. Mereka akan menangkap ikan dan menyimpannya hidup-hidup di dalam tangki. Ikan-ikan itu akan berlarian sedikit, lalu berhenti bergerak sesudahnya. Mereka tidak mati, hanya lelah dan bosan. Sayangnya, ikanâikan yang demikian ternyata tidak terasa segar ketika orang-orang mengkonsumsinya. Jadi bagaimana para nelayan Jepang memecahkan masalah? Untuk menjaga ikan tetap segar dan hidup sepanjang perjalanan, para nelayan menambahkan hiu kecil di tangki ikan mereka. Memang, hiu akan makan beberapa ikan, tetapi masih banyak yang tersisa dalam keadaan hidup dan segar ketika mereka sampai di pasar. Hiu menciptakan tantangan bagi ikanâikan dan membuat mereka tetap aktif sepanjang perjalanan. Pesan Moral Manusia justru bertumbuh segar dalam lingkungan yang menantang. 16. Cerpen Pendidikan Kejujuran Seorang Tukang Becak Suatu ada hari ada seorang tukang becak yang selalu mangkal tak jauh dari sekolah. Ada beberapa anak yang hampir setiap hari menggunakan jasa tukang becak ini untuk mengantar mereka pulang. Salah satunya adalah Dion. Rumah Dion berjarak sekitar 2 kilometer dari sekolah. Siang itu, seperti biasa, Dion menggunakan jasa tukang becak tersebut. Setelah sampai, Dion membayar biaya jasa tersebut sebesar Pada siang hari berikutnya, Dion kembali menggunakan jasa tukang becak itu. Namun ada hal yang berbeda. Kali ini tukang becak itu enggan menerima bayaran. Tukang becak itu mengatakan âPada uang yang kemarin kamu bayarkan, ada uang yang terlipat. Jadi kamu sudah membayar ongkos 2x lipat kemarin. Hari ini, kamu tidak perlu membayarâ. Mereka pun saling bertukar senyuman. Pesan Moral Pekerjaan apapun perlu dilakukan dengan integritas dan kejujuran Belajar Makna Kehidupan dari Cerpen Pendidikan Demikianlah lebih dari 15 contoh cerpen yang dapat menjadi rujukan untuk belajar tentang nilai-nilai moral dan inspirasi. Pembaca cerpen dapat menghayati setiap cerita dan melakukan refleksi secara mandiri. Sehingga, pembaca akan memperoleh pencerahan dari cerita-cerita tersebut. Kemudian, menerapkan nilai-nilai baik dalam kehidupannya sehari-hari. Harapannya, pembaca dapat menjalani kehidupan yang semakin baik. Beberapa makna kehidupan yang dapat pembaca resapi dari beberapa cerita diatas adalah kejujuran, integritas, dan bekerja keras. Selain itu, ada juga makna kehidupan mengenai nilai diri, kecerdikan, dan ketaatan pada peraturan yang semua cerita ini dapat menjadi rujukan yang bermanfaat untuk lebih mendapatkan pemahaman tentang cerpen pendidikan. Selamat membaca!
Cerpen Perihal Orang Miskin Yang Bahagia. Orang miskin yang mempunyai 3 anak masih kecil paling tua 8 tahundan yang lain kurang dari 6 tahun. Perihal orang miskin yang bahagia cerpen agus noor 1. Cerpen Tentang Keluarga Miskin Tulisan from Pdf menyibak relevansi permasalahan sosial dalam kumpulan cerita. Walaupun mereka miskin tetapi keluarga mereka sangat bahagia dan selalu bekerja dengan ulet. Kartu tanda miskin itu masih bersih,licin,dan mengkilat karena delaminating. About Press Copyright Contact Us Creators Advertise Developers Terms Privacy Policy & Safety How Youtube Works Test New Features Press Copyright Contact Us Sangat Bangga Mempunyai Kartu Tanda Orang Miskin Sebagai Bukti Bahwa Mereka Adalah Orang Kerjakanlah Tugas Berikut Secara Berkelompok.âAku Sudah Resmi Jadi Orang Miskin,â Katanya, Sambil Memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, Yang Baru Diperolehnya Dari Orang Miskin Yang Bahagia Cerpen Agus Noor 1. About Press Copyright Contact Us Creators Advertise Developers Terms Privacy Policy & Safety How Youtube Works Test New Features Press Copyright Contact Us Creators. Teks cerpen juru masak 2. Orang miskin punya ponsel itu biasa. Dalam cerpen perihal orang miskin yang bahagia, yang terdapat dalam kumpulan cerpennya, sepotong bibir paling indah di dunia. ia menuliskan kemiskinan dengan selera humor yang berkelas, tidak membuat hati terlarut dalam kesedihan semata. Mereka Sangat Bangga Mempunyai Kartu Tanda Orang Miskin Sebagai Bukti Bahwa Mereka Adalah Orang Miskin. Literature that is present in the midst of society can be used as a social controller. cerpen, esaiperihal orang miskin yang bahagia karya agus noor Cerpen pendek meraih impian paling pendek sumber Kemudian Kerjakanlah Tugas Berikut Secara Berkelompok. âaku sudah resmi jadi orang miskin,â katanya, sambil memperlihatkan kartu tanda miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. Kartu tanda miskin yang bersih, licin dan mengkilat karena delaminating itu disimpan di dompet lecek dan kosongnya. Pdf menyibak relevansi permasalahan sosial dalam kumpulan cerita. âAku Sudah Resmi Jadi Orang Miskin,â Katanya, Sambil Memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, Yang Baru Diperolehnya Dari Kelurahan. Cerpen perihal orang miskin yang bahagia pemain Itulah struktur teks cerpen perihal orang miskin yang bahagia yang dapat admin kumpulkan. âaku sudah resmi jadi orang miskin,â katanya, sambil memperlihatkan kartu tanda miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. Perihal Orang Miskin Yang Bahagia Cerpen Agus Noor 1. Perihal orang miskin yang bahagia â aku sudah resmi jadi orang miskinâ katanya, sambl memperlihatkan kartu tanda miskin yang baru diperolehnya dari kelurahan. Tujuan penelitian ini yaitu 1 mendeskripsikan representasi kemiskinan dalam cerpen perihal orang miskin yang bahagia karya agus noor dan 2 mengimplementasikan representasi kemiskinan dalam cerpen perihal orang miskin yang bahagia karya agus noor pada pembelajaran sastra di sma. âaku sudah resmi jadi orang miskin,â katanya, sambil memperlihatkan kartu tanda miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan.
cerpen tentang keluarga miskin